Slogan ini mengingatkan setiap pembelinya bahwa merokok itu dapat membunuh organ dalam manusia secara perlahan.
Terbukti bawah banyak orang yang menghiraukan slogan tersebut sehingga mereka yang sudah terkena dampaknya merasa menyesal telah menghisap benda bahaya ini.
Sudah banyak sekali iklan - iklan televisi menyiarkan bahaya merokok dan tentu media sosial pun juga turut membantu tetapi masih saja banyak dari kalangan muda maupun tua menghiraukan imbauan tersebut. Bahkan papan billboard dan baliho rokok pun sudah tertera slogan itu.
Karena memang merokok sudah menjadi kebutuhan kedua perokok aktif setelah makan.
Menurut riset 51,1 persen rakyat Indonesia adalah perokok aktif, tertinggi di ASEAN dan sangat jauh bedanya dengan negara-negara tetangga, misalnya: Brunei Darusallam 0,06% dan Kamboja 1,15%.
Pada tahun 2013, 43,8% perokok berasal dari golongan lemah; 37,7% perokok hanya memiliki ijazah SD; petani, nelayan dan buruh mencakup 44,5% perokok aktif. 33,4% perokok aktif berusia di antara 30 hingga 34 tahun.
Bagusnya hanya 1,1% perempuan Indonesia adalah perokok aktif, walaupun tentunya perokok pasif akan lebih banyak.
Pada tahun 2013, 43,8% perokok berasal dari golongan lemah; 37,7% perokok hanya memiliki ijazah SD; petani, nelayan dan buruh mencakup 44,5% perokok aktif. 33,4% perokok aktif berusia di antara 30 hingga 34 tahun.
Bagusnya hanya 1,1% perempuan Indonesia adalah perokok aktif, walaupun tentunya perokok pasif akan lebih banyak.
Kandungan zat kimia di dalam sebuah batang rokok
- Nikotin, kandungan yang menyebabkan perokok merasa rileks.
- Tar, yang terdiri dari lebih dari 4.000 bahan kimia yang mana 60 bahan kimia di antaranya bersifat karsinogenik.
- Sianida, senyawa kimia yang mengandung kelompok cyano.
- Benzene, juga dikenal sebagai bensol, senyawa kimia organik yang mudah terbakar dan tidak berwarna.
- Cadmium, sebuah logam yang sangat beracun dan radioaktif.
- Metanol (alkohol kayu), alkohol yang paling sederhana yang juga dikenal sebagai metil alkohol.
- Asetilena, merupakan senyawa kimia tak jenuh yang juga merupakan hidrokarbon alkuna yang paling sederhana.
- Amonia, dapat ditemukan di mana-mana, tetapi sangat beracun dalam kombinasi dengan unsur-unsur tertentu.
- Formaldehida, cairan yang sangat beracun yang digunakan untuk mengawetkan mayat.
- Hidrogen sianida, racun yang digunakan sebagai fumigan untuk membunuh semut. Zat ini juga digunakan sebagai zat pembuat plastik dan pestisida.
- Arsenik, bahan yang terdapat dalam racun tikus.
- Karbon monoksida, bahan kimia beracun yang ditemukan dalam asap buangan mobil dan motor.
Tar adalah satu kesatuan dari 43 bahan yang menyebabkan kanker. Sedangkan Nikotin adalah zat yang dapat merangsang saraf dan otak sehingga menimbulkan efek kecanduan.
Hal inilah yang membuat seorang perokok seringkali sulit melepaskan diri dari jeratan rokok.
Dari keseluruhan kasus penyakit jantung yang terjadi pada manusia, 25 persennya merupakan akibat dari merokok. Penyakit penyakit yang di sebab kan oleh rokok tersebut,diantaranya adalah :
Hal inilah yang membuat seorang perokok seringkali sulit melepaskan diri dari jeratan rokok.
Dari keseluruhan kasus penyakit jantung yang terjadi pada manusia, 25 persennya merupakan akibat dari merokok. Penyakit penyakit yang di sebab kan oleh rokok tersebut,diantaranya adalah :
- Kanker kandung kemih.
- Kanker lambung, usus dan colon.
- Kanker mulut, tekak dan esofagus.
- Kanker hati dan pankreas.
- Kanker payudara, mulut rahim dan rahim.
- Kanker paru-paru, bronkhitis dan infeksi saluran pernafasan kronis.
- Penyakit jantung dan stroke hemoragik.
- Pengeroposan tulang atau osteoporosis.
- Penurunan kesuburan bahkan kemandulan.
- Keguguran bahkan hingga melahirkan bayi yang cacat.
- Emfisima, ulser peptik dan batuk menahun.
- Lemah otot, penyakit gusi dan kerusakan pada mata.
Maka dari itu mari sahabat sebagai perokok aktif agar dapat mengurangi aktivitas merokok atau jika perlu berhentilah agar tidak menyesal dikemudian hari dan untuk sahabat yang belum pernah merokok agar tidak coba-coba.
0 Response to "Awas Rokok Membunuhmu!"
Posting Komentar